Congratulations!

[Valid RSS] This is a valid RSS feed.

Recommendations

This feed is valid, but interoperability with the widest range of feed readers could be improved by implementing the following recommendations.

Source: https://12.majalahmatan.com/feed/

  1. <?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?><rss version="2.0"
  2. xmlns:content="http://purl.org/rss/1.0/modules/content/"
  3. xmlns:wfw="http://wellformedweb.org/CommentAPI/"
  4. xmlns:dc="http://purl.org/dc/elements/1.1/"
  5. xmlns:atom="http://www.w3.org/2005/Atom"
  6. xmlns:sy="http://purl.org/rss/1.0/modules/syndication/"
  7. xmlns:slash="http://purl.org/rss/1.0/modules/slash/"
  8. xmlns:georss="http://www.georss.org/georss"
  9. xmlns:geo="http://www.w3.org/2003/01/geo/wgs84_pos#"
  10. >
  11.  
  12. <channel>
  13. <title>MATAN</title>
  14. <atom:link href="https://12.majalahmatan.com/feed/" rel="self" type="application/rss+xml" />
  15. <link>https://12.majalahmatan.com</link>
  16. <description>Mencerahkan</description>
  17. <lastBuildDate>Fri, 26 Jul 2024 03:14:58 +0000</lastBuildDate>
  18. <language>en-US</language>
  19. <sy:updatePeriod>
  20. hourly </sy:updatePeriod>
  21. <sy:updateFrequency>
  22. 1 </sy:updateFrequency>
  23. <generator>https://wordpress.org/?v=6.6.1</generator>
  24.  
  25. <image>
  26. <url>https://12.majalahmatan.com/wp-content/uploads/2024/05/cropped-matan-favicon-32x32.png</url>
  27. <title>MATAN</title>
  28. <link>https://12.majalahmatan.com</link>
  29. <width>32</width>
  30. <height>32</height>
  31. </image>
  32. <site xmlns="com-wordpress:feed-additions:1">233961935</site> <item>
  33. <title>Ulama hingga KPK dalam Kubangan Mutual Distrust</title>
  34. <link>https://12.majalahmatan.com/2024/07/26/ulama-hingga-kpk-dalam-kubangan-mutual-distrust/</link>
  35. <comments>https://12.majalahmatan.com/2024/07/26/ulama-hingga-kpk-dalam-kubangan-mutual-distrust/#respond</comments>
  36. <dc:creator><![CDATA[Ilmi]]></dc:creator>
  37. <pubDate>Fri, 26 Jul 2024 03:14:58 +0000</pubDate>
  38. <category><![CDATA[Headline]]></category>
  39. <guid isPermaLink="false">https://12.majalahmatan.com/?p=4348</guid>
  40.  
  41. <description><![CDATA[Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti mengatakan, Indonesia sekarang mengalami masalah sosial yang sangat berat berupa mutual distrust (saling tidak percaya). Pemberantasan korupsi dipercayakan kepada KPK, tapi ternyata oknum KPK korupsi juga. Masyarakat mencari keadilan di pengadilan, tapi banyak hakim tidak amanah. Masyarakat meminta nasehat kepada ustad dan ulama, tetapi banyak ustad dan ulamanya [&#8230;]]]></description>
  42. <content:encoded><![CDATA[<p>Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti mengatakan, Indonesia sekarang mengalami masalah sosial yang sangat berat berupa <em>mutual distrust</em> (saling tidak percaya). Pemberantasan korupsi dipercayakan kepada KPK, tapi ternyata oknum KPK korupsi juga. Masyarakat mencari keadilan di pengadilan, tapi banyak hakim tidak amanah. Masyarakat meminta nasehat kepada ustad dan ulama, tetapi banyak ustad dan ulamanya juga bermasalah. Krisis kepercayaan ini tak bisa dianggap sebagai masalah sederhana. Karena implikasinya bisa terstruktur, massif, dan sistematis.</p>
  43. <p>“Sekarang kita punya pemimpin yang ngawur. Dalam ungkapan klasik budaya Jawa itu Petruk dadi (jadi) ratu. Petruk ya maqamnya Petruk. Kok dadi ratu? Ya diobrak-abrik semuanya. Untungnya bangsa ini masih selamat. Muhammadiyah <em>concern</em> sejak lama terhadap persoalan bangsa tersebut. Jadi ini tidak bisa dibiarkan, tapi juga tidak bisa kemudian kita bubarkan negeri ini. Pilihannya, yang tidak bisa diambil semua jangan dibuang semuanya. Ini merupakan pilihan <em>ahlussunnah</em> yang sangat <em>wasatiyah</em>. Sehingga lembaga-lembaga harus tetap ada, pemimpin-pemimpin harus tetap ada. Tidak bisa negeri ini tanpa pemimpin,” tuturnya.</p>
  44. <p>Sebagai salah satu pendiri bangsa, Muhammadiyah harus berperan dan berikhtiar agar pemimpin negara ini menjadi amanah dan memenuhi janji-janjinya. “Walaupun seandainya pemimpin yang terpilih itu bukan yang dikehendaki, tapi itulah realitas demokrasi yang suka tidak suka itu akan terjadi. Dan itu akan menjadi bagian dari regulasi negeri kita,” katanya.</p>
  45. <p>Agar para pemimpin itu bisa tetap menjaga amanah dan menepati janji-janjinya, masyarakat bisa melakukan peran kontrol. <em>Pertama</em> adalah kontrol politik. Dilakukan oleh lembaga-lembaga politik, DPR, Parpol, lembaga-lembaga independen dan juga oleh masyarakat sipil. Kedua adalah kontrol sosial. Bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu memberi sanksi sosial kepada para pemimpin yang tidak menepati janjinya. Di banyak negara maju, sanksi sosial itu sangat berat. Sehingga banyak pemimpin mundur karena lebih takut kepada sanksi sosial daripada sanksi politik.</p>
  46. <p><em>Kedua</em>, kontrol sosial itu berupa memberikan keteladanan sebagai pribadi dan institusi yang amanah.  “Keteladan ini dalam konteks tertentu bisa menjadi<em> counter culture</em>. Jadi, setidaknya bertahan supaya tidak hanyut di dalam arus yang begitu kuat. Itu yang di dalam hadis nabi disebut seperti memegang bara dengan genggaman tangan. Beratnya luar biasa. Atau kita berani melawan arus. Tapi kalau anggotanya sedikit dan miskin-miskin kok melawan ya bisa kita bayangkan sendiri. Sehingga pilihan melakukan kontrol sosial itu bisa kita lakukan dengan tidak ikut arus dengan memberikan <em>counter culture</em>,” ujarnya.</p>
  47. <p><em>Ketiga</em>, kontrol spiritual. Para pemimpin harus didampingi secara spiritual supaya berada di dalam jalan yang benar. Kontrol ini pernah dilakukan di era Orde Baru dan cukup berhasil. Pada masa awal kepemimpinannya, Soeharto tidak cukup dekat dengan Ormas Islam. Termasuk dengan Muhammadiyah. Tapi di masa-masa akhirnya, ketika didampingi para kiyai, dia jadi religius. Bahkan semakin saleh ketika Ibu Tin meninggal dunia.</p>
  48. <p>Dalam kaitannya sebagai gerakan dakwah, Muhammadiyah bisa melakukan ketiganya, yakni kontrol politik, sosial, maupun spiritual. Secara politik Muhammadiyah bisa mengontrol melalui kritik-kritik atas kebijakan. Itu sudah sering dilakukan oleh Muhammadiyah dan sebagian berhasil. Muhammadiyah juga sudah banyak melakukan kontrol sosial apalagi spiritual.</p>
  49. <p>“Muhammadiyah harus terus melakukan komunikasi dengan para penyelenggara negara agar mereka senantiasa dapat menunaikan amanahnya. Muhammadiyah bisa memberikan masukan agar mereka bekerja dengan baik. Inilah menurut saya peran yang bisa dimainkan oleh Muhammadiyah sehingga kita tetap berada pada khittah dan kepribadian sebagai gerakan dakwah dan kemudian kita mengaktualisasikan dakwah itu dalam ranah kebangsaan dengan peran-peran yang bermakna,” katanya. MATAN</p>
  50. ]]></content:encoded>
  51. <wfw:commentRss>https://12.majalahmatan.com/2024/07/26/ulama-hingga-kpk-dalam-kubangan-mutual-distrust/feed/</wfw:commentRss>
  52. <slash:comments>0</slash:comments>
  53. <post-id xmlns="com-wordpress:feed-additions:1">4348</post-id> </item>
  54. <item>
  55. <title>Dua Kelompok Besar Aliran Politik dalam Tubuh Muhammadiyah</title>
  56. <link>https://12.majalahmatan.com/2024/07/25/2-tipe-warga-muhammadiyah-dalam-berpolitik/</link>
  57. <comments>https://12.majalahmatan.com/2024/07/25/2-tipe-warga-muhammadiyah-dalam-berpolitik/#respond</comments>
  58. <dc:creator><![CDATA[Ilmi]]></dc:creator>
  59. <pubDate>Thu, 25 Jul 2024 03:51:19 +0000</pubDate>
  60. <category><![CDATA[Headline]]></category>
  61. <category><![CDATA[muhammadiyah]]></category>
  62. <category><![CDATA[politik]]></category>
  63. <category><![CDATA[reformasi]]></category>
  64. <guid isPermaLink="false">https://12.majalahmatan.com/?p=3084</guid>
  65.  
  66. <description><![CDATA[Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Suli Da’im mengutip buku Ridho Al-Hamdi berjudul Paradigma Politik Muhammadiyah: Epistemologi Berpikir dan Bertindak Kaum Reformis (2020) untuk menjelaskan sikap politik warga Muhammadiyah. Dalam buku itu dipaparkan, ada dua kelompok besar di Muhammadiyah dalam kaitannya dengan persepsi politik, yakni skripturalis-rasional dan substansialis-pragmatis. Skripturalis-rasional, yang secara dominan dianut oleh warga Muhammadiyah [&#8230;]]]></description>
  67. <content:encoded><![CDATA[
  68. <p>Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Suli Da’im mengutip buku Ridho Al-Hamdi berjudul <em>Paradigma Politik Muhammadiyah: Epistemologi Berpikir dan Bertindak Kaum Reformis</em> (2020) untuk menjelaskan sikap politik warga Muhammadiyah. Dalam buku itu dipaparkan, ada dua kelompok besar di Muhammadiyah dalam kaitannya dengan persepsi politik, yakni skripturalis-rasional dan substansialis-pragmatis. Skripturalis-rasional, yang secara dominan dianut oleh warga Muhammadiyah menekankan penghindaran terhadap keterlibatan langsung dalam politik praktis. Menganggap bahwa terlibat di dalamnya hanya akan membawa dampak negatif seperti terciptanya suasana konflik internal yang merugikan.</p>
  69.  
  70.  
  71.  
  72. <p>Sementara itu, warga persyarikatan tipe substansialis-pragmatis memiliki kesadaran untuk memperjuangkan keterlibatan aktif dalam politik praktis sebagai cara untuk mewujudkan cita-cita organisasi. Meski demikian, ini merupakan pandangan minoritas dalam Muhammadiyah.</p>
  73.  
  74.  
  75.  
  76. <p>“Tidak mudah menyatukan paham bahwa betapa penting politik itu sebagai bagian daripada dakwah kita. Kita memahami kan bahwa konteks dakwah, kalau kita tidak mempunyai jaringan kekuatan di posisi-posisi politik itu,  gagasannya itu tidak akan mungkin kemudian bergabung pada kepentingan-kepentingan persyarikatan,” terangnya.</p>
  77.  
  78.  
  79.  
  80. <p>&#8220;Orang kan melihat, oh politik itu kotor ya, kemudian semata-mata memukul rata bahwa politik hanya memuliakan mereka saja yang terjun di dunia politik. Padahal di balik itu semua kan banyak hal yang strategis yang bisa kita hasilkan,” imbuhnya.</p>
  81.  
  82.  
  83.  
  84. <p>Terlepas dari tantangan tersebut, Suli Da’im mengapresiasi kinerja lembaga adhoc Jihad Politik Muhammadiyah (JipolMu) yang sebenarnya sudah baik. Untuk menjadi lebih baik ke depan, berbagai cara dapat dikembangkan. Misalnya menggunakan hasil survei dari berbagai lembaga sebagai pembanding. Tujuannya untuk memastikan bahwa kesimpulan yang diambil mengenai kelayakan seorang calon didukung data solid dari berbagai sumber. Survei-survei ini nantinya dapat dilakukan oleh berbagai kampus yang dimiliki Muhammadiyah.</p>
  85.  
  86.  
  87.  
  88. <p>&#8220;Perlu juga keseriusan pimpinan Persyarikatan, tidak sekadar kemudian diserahkan sepenuhnya pada JipolMu. Tapi, minimal ada ruang-ruang yang memang, dengan cara pimpinan Persyarikatan untuk mengonsolidasi, sampai jajaran di tingkat cabang, daerah, dan ranting. Itu sudah menjadi kekuatan yang dahsyat, gitu,” ujarnya.</p>
  89.  
  90.  
  91.  
  92. <p>“Saya kira tidak ada salahnya kalau ruang itu juga dilakukan oleh persyarikatan untuk mengantarkan kader-kader terbaiknya itu bisa berkontestasi. Apakah kemarin itu gerakan JipolMu betul-betul sudah membumi sampai di tingkat bawah? Jangan-jangan hanya di elitis saja. Belum kemudian itu terstruktur dan digerakkan sampai di tingkat bawah,&#8221; katanya. <strong>ZAKI</strong></p>
  93. ]]></content:encoded>
  94. <wfw:commentRss>https://12.majalahmatan.com/2024/07/25/2-tipe-warga-muhammadiyah-dalam-berpolitik/feed/</wfw:commentRss>
  95. <slash:comments>0</slash:comments>
  96. <post-id xmlns="com-wordpress:feed-additions:1">3084</post-id> </item>
  97. <item>
  98. <title>Kerap Diundang Kajian Ramadhan hingga Musywil, Ini Pandangan Ketua Umum Perseketuan Gereja Tentang Muhammadiyah</title>
  99. <link>https://12.majalahmatan.com/2024/07/24/kerap-diundang-kajian-ramadhan-hingga-musywil-ini-pandangan-ketua-umum-perseketuan-gereja-tentang-muhammadiyah/</link>
  100. <comments>https://12.majalahmatan.com/2024/07/24/kerap-diundang-kajian-ramadhan-hingga-musywil-ini-pandangan-ketua-umum-perseketuan-gereja-tentang-muhammadiyah/#respond</comments>
  101. <dc:creator><![CDATA[Ilmi]]></dc:creator>
  102. <pubDate>Wed, 24 Jul 2024 03:24:48 +0000</pubDate>
  103. <category><![CDATA[Pilihan]]></category>
  104. <guid isPermaLink="false">https://12.majalahmatan.com/?p=4336</guid>
  105.  
  106. <description><![CDATA[Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) Jawa Timur Pdt. Natael Hermawan mengatakan, keberagaman agama, terutama di Jatim, mampu terjaga kerukunannya karena adanya sinergi seluruh elemen, salah satunya Muhammadiyah. Data tahun 2021 menunjukkan, jumlah penduduk Jatim yang beragama Kristen berjumlah 1,67% dari total 40,994 juta jiwa. Meski Kristen menjadi agama yang tidak banyak penganutnya, [&#8230;]]]></description>
  107. <content:encoded><![CDATA[<p>Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) Jawa Timur Pdt. Natael Hermawan mengatakan, keberagaman agama, terutama di Jatim, mampu terjaga kerukunannya karena adanya sinergi seluruh elemen, salah satunya Muhammadiyah. Data tahun 2021 menunjukkan, jumlah penduduk Jatim yang beragama Kristen berjumlah 1,67% dari total 40,994 juta jiwa. Meski Kristen menjadi agama yang tidak banyak penganutnya, namun mereka mendapatkan hak-haknya sebagai warga negara yang bebas mengekspresikan keimanannya.</p>
  108. <p>“Inilah keunggulan Jatim dengan segala elemennya yang mampu menjaga sinergi. Selama ini, komunikasi antara PGIW Jatim dan PWM (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah) Jatim juga sudah terjalin dengan baik. Saya pernah diundang pada perjumpaan di Kajian Ramadhan. Selain itu, saya juga diundang di Musyawarah Wilayah. Artinya, itu ada perjumpaan. Cuma mungkin di posisi akar rumput, itu yang perlu dikuatkan lagi. Terutama dengan yang muda, itu yang belum terjadi perjumpaan secara sering,” tuturnya.</p>
  109. <p>Maka dari itu, jalinan komunikasi juga perlu diikuti oleh elemen pemuda. Anak-anak muda Muhammadiyah bisa mengagendakan perjumpaan dengan berbagai elemen, baik di tingkat struktural maupun kultural. “Muhammadiyah adalah salah satu organisasi yang sangat berpengaruh di Indonesia, khususnya Jatim. Sehingga para generasi mudanya pun memiliki peran  penting untuk merawat keragaman ke depannya,” katanya.</p>
  110. <p>Ketua Majelis Agung Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) ini berharap nantinya bisa lebih banyak bekerja sama dengan Muhammadiyah, khususnya di bidang kebencanaan. Dia melihat <em>Muhammadiyah Disaster Management Center</em> (MDMC)  selama ini sangat baik dalam mengatasi kebencanaan di dalam maupun luar negeri. Salah satunya, bencana di Turki pada Feburari 2023 lalu.</p>
  111. <p>“Kami itu ingin ada semacam <em>Memorandum of Understanding</em> (MoU) ke depan. Sebelumnya kami sudah pernah sowan dengan PWM Jatim dan mereka sangat <em>welcome</em>. Kebetulan lokasi GKJW kami itu kebanyakan terletak di daerah selatan yang sering terjadi bencana. Harapan kami, dengan kerja sama ini menjadi wujud bahwa kita bisa bersama-sama membuat solusi atas masalah-masalah di Jatim, khusunya di bidang kebencanaan. Dan, nanti bisa di bidang-bidang yang lain, seperti kerumahsakitan maupun pendidikan dan  aksi kemanusiaan serupa,” jelasnya. MATAN</p>
  112. <p>&nbsp;</p>
  113. ]]></content:encoded>
  114. <wfw:commentRss>https://12.majalahmatan.com/2024/07/24/kerap-diundang-kajian-ramadhan-hingga-musywil-ini-pandangan-ketua-umum-perseketuan-gereja-tentang-muhammadiyah/feed/</wfw:commentRss>
  115. <slash:comments>0</slash:comments>
  116. <post-id xmlns="com-wordpress:feed-additions:1">4336</post-id> </item>
  117. <item>
  118. <title>Ketum Muhammadiyah: Sistem Politik Indonesia Pasca Reformasi Melenceng dari Pancasila</title>
  119. <link>https://12.majalahmatan.com/2024/07/23/ketum-muhammadiyah-sistem-politik-indonesia-pasca-reformasi-melenceng-dari-pancasila/</link>
  120. <comments>https://12.majalahmatan.com/2024/07/23/ketum-muhammadiyah-sistem-politik-indonesia-pasca-reformasi-melenceng-dari-pancasila/#respond</comments>
  121. <dc:creator><![CDATA[Ilmi]]></dc:creator>
  122. <pubDate>Tue, 23 Jul 2024 02:34:23 +0000</pubDate>
  123. <category><![CDATA[Pilihan]]></category>
  124. <guid isPermaLink="false">https://12.majalahmatan.com/?p=4232</guid>
  125.  
  126. <description><![CDATA[Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengatakan, sistem politik Indonesia pasca reformasi telah jauh berbeda dengan semangat dan bunyi dari sila keempat Pancasila, berganti dengan sistem demokrasi yang lebih liberal. Dia menilai, konsep musyawarah sila keempat telah hilang, konsep kebijaksanaannya juga hilang, pun dengan konsep perwakilan, yang menurutnya sudah semakin samar. “Tapi itu pilihan, [&#8230;]]]></description>
  127. <content:encoded><![CDATA[<p>Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengatakan, sistem politik Indonesia pasca reformasi telah jauh berbeda dengan semangat dan bunyi dari sila keempat Pancasila, berganti dengan sistem demokrasi yang lebih liberal. Dia menilai, konsep musyawarah sila keempat telah hilang, konsep kebijaksanaannya juga hilang, pun dengan konsep perwakilan, yang menurutnya sudah semakin samar.</p>
  128. <p>“Tapi itu pilihan, kan reformasi sudah memilih itu, nyabutnya juga susah. Jadi sistem politiknya juga mengunci seperti itu,” tandasnya.</p>
  129. <p>Menurut Haedar, dalam konteks kepemimpinan negara, amanat yang bersifat nilai seharusnya menjadi <em>state of mind</em> dan ditunaikan oleh para pemimpin negara. “Indonesia ini secara arif oleh para pendiri bangsa, termasuk dari Muhammadiyah, Ki Bagus Hadikusumo, telah menyepakati Pancasila sebagai dasar negara, bahkan Bung Karno juga menyebut sebagai <em>world view</em>, di mana bangunan Indonesia itu diletakkan di atas dasar itu,” tandasnya.</p>
  130. <p>“Artinya Pancasila sebagai nilai dasar itu mesti menjadi beban, tanggung jawab, dan kewajiban bagi para penyelenggara negara, pemimpin negara di eksekutif, legislatif, dan yudikatif, lembaga-lembaga <em>auxalary</em> dan seluruh komponen bangsa untuk diwujudkan dalam kehidupan, setidak-tidaknya itu menjadi acuan dalam berperilaku dan mengambil kebijakan. Nah, kita lihat praktiknya bagaimana? Praktiknya itu tidak mudah,” sambung Haedar.</p>
  131. <p>Guru Besar Bidang Sosiologi UM Yogyakarta itu berkisah, Bung Karno, dengan kehebatan dan perjuangannya, dengan ketulusannya, nyatanya ketika memimpin Indonesia pada akhirnya harus berujung dengan tragedi. Pun begitu dengan penerusnya, Soeharto, seorang militer, yang di ujung kekuasaannya juga harus dilengserkan secara tidak normal.</p>
  132. <p>“Apalagi sekarang, apakah para pemimpin bangsa di eksekutif, nanti presiden, wakil presiden, kemudian di legislatif, jangan lupa itu nanti yang akan mewakili rakyat dalam merumuskan dan menentukan Undang-undang (UU), itu juga akan menjadi faktor penting di dalam kepemimpinan Indonesia. Apakah mereka mengimplementasikan Pancasila?” tanyanya.</p>
  133. <p>Selain amanat nilai para pemimpin harus berpegang pada amanat sejarah. Bukan hanya memahami, mereka juga harus menghayati sejarah bangsa. “Apakah para pemimpin Indonesia benar-benar menghayati sejarah perjuangan bangsa kita, ratusan tahun untuk merdeka? Pemahaman sejarah memang perlu <em>knowledge</em>, kognisi. Tapi penghayatan sejarah itu memerlukan rasa, memerlukan hati. Pertanyaannya, apakah mereka menghayati betul amanat sejarah ini?” tuturnya.</p>
  134. <p>“Perlu juga, lebih-lebih yang di legislatif itu, mereka mungkin perlu di-<em>upgrade</em> tentang sejarah Indonesia itu. Apalagi yang muncul itu banyak yang orang-orang terkenal, yang populer, terus jadi, yang mungkin pemahaman sejarahnya juga terbatas,” kritik Haedar. <strong>MATAN</strong></p>
  135. ]]></content:encoded>
  136. <wfw:commentRss>https://12.majalahmatan.com/2024/07/23/ketum-muhammadiyah-sistem-politik-indonesia-pasca-reformasi-melenceng-dari-pancasila/feed/</wfw:commentRss>
  137. <slash:comments>0</slash:comments>
  138. <post-id xmlns="com-wordpress:feed-additions:1">4232</post-id> </item>
  139. <item>
  140. <title>Pakar Luar Negeri: Muhammadiyah Organisasi Tersukses Mengembangkan Format Pendidikan Islam</title>
  141. <link>https://12.majalahmatan.com/2024/07/22/pakar-luar-negeri-indonesia-negara-yang-paling-berhasil-mengembangkan-format-pendidikan-islam-sumbangan-terbesarnya-dari-muhammadiyah/</link>
  142. <comments>https://12.majalahmatan.com/2024/07/22/pakar-luar-negeri-indonesia-negara-yang-paling-berhasil-mengembangkan-format-pendidikan-islam-sumbangan-terbesarnya-dari-muhammadiyah/#respond</comments>
  143. <dc:creator><![CDATA[Ilmi]]></dc:creator>
  144. <pubDate>Mon, 22 Jul 2024 04:25:36 +0000</pubDate>
  145. <category><![CDATA[Pilihan]]></category>
  146. <guid isPermaLink="false">https://12.majalahmatan.com/?p=4325</guid>
  147.  
  148. <description><![CDATA[Pengamat Indonesia dari Boston University, Robert W. Hefner mengatakan, negara yang paling berhasil mengembangkan format pendidikan Islam adalah Indonesia. Organisasi yang paling memberikan sumbangan kepada keberhasilan itu adalah Persyarikatan Muhammadiyah. Paparan itu cukup mengherankan orang. Namun Hefner memiliki argumentasi yang kuat ketika menyebut Muhammadiyah paling berperan dalam pendidikan modern di Indonesia. Muhammadiyah berhasil memadukan tradisi [&#8230;]]]></description>
  149. <content:encoded><![CDATA[<p>Pengamat Indonesia dari Boston University, Robert W. Hefner mengatakan, negara yang paling berhasil mengembangkan format pendidikan Islam adalah Indonesia. Organisasi yang paling memberikan sumbangan kepada keberhasilan itu adalah Persyarikatan Muhammadiyah. Paparan itu cukup mengherankan orang. Namun Hefner memiliki argumentasi yang kuat ketika menyebut Muhammadiyah paling berperan dalam pendidikan modern di Indonesia.</p>
  150. <p>Muhammadiyah berhasil memadukan tradisi pendidikan agama tradisional dengan sistem pendidikan modern ala Barat. Dari sini, lahir buah pendidikan yang luar biasa, meskipun sebelumnya Indonesia tidak punya tradisi madrasah sebagaimana di negara-negara muslim lainnya.</p>
  151. <p>Dalam pandangan Hefner, latar belakang Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modernis juga mampu bersinergi dengan organisasi Islam lainnya untuk memajukan umat. Peranan Muhammadiyah yang sedemikian penting melalui jejaring dakwah dan institusi pendidikan, telah melahirkan muslim yang punya basis keagamaan dan sekaligus mampu beradaptasi.</p>
  152. <p>“Jika kita bandingkan dengan India, Pakistan, Mesir, kita akan tahu bahwa tidak ada pendidikan yang secemerlang Muhammadiyah. Muhammadiyah memberikan sumbangan yang paling penting untuk perkembangan sebuah kultur perguruan Islam yang baru, yaitu sekolah Muhammadiyah. Pendidikan Islam yang dinamis ini juga berhasil menciptakan sinergi positif dengan lembaga pesantren,” terangnya.</p>
  153. <p>Hefner juga menaruh apresiasi khusus pada kepeloporan Muhammadiyah dalam mengembangkan organisasi perempuan. “Tidak ada organisasi perempuan di dunia ini secemerlang ‘Aisyiyah, Di banyak organisasi atau negara Islam lainnya, perempuan kerap terpinggirkan dan tidak mendapat peran di ranah publik.” katanya.</p>
  154. <p>Kontribusi yang juga dinilai penting adalah proses integrasi muatan agama dan sains. “Muhammadiyah memadukan ilmu alam dan ilmu agama. Hal ini kemudian diteruskan oleh negara dalam pengembangan pendidikan Islam. Sinergi ulama al-nusus dan ulama al-waki’ ini masih terus ditunggu oleh banyak negara. Akibat sumbangan Muhammadiyah itu dirasakan oleh tidak hanya umat Islam, tetapi seluruh masyarakat.”</p>
  155. <p>Peranan Muhammadiyah yang sejak awal terlibat dalam pendidikan dianggap sebagai langkah yang tepat. Pendidikan telah melahirkan buah yang meluas ke berbagai bidang. Termasuk dalam bidang kesehatan seperti pendirian Rumah Sakit, menurut Hefner, juga merupakan hasil dari pendidikan. Organisasi semisal ini hampir tidak ditemukan di negara muslim lainnya, jelas Hefner dengan penuh semangat. AINUR DAN ILMI</p>
  156. <p>&nbsp;</p>
  157. ]]></content:encoded>
  158. <wfw:commentRss>https://12.majalahmatan.com/2024/07/22/pakar-luar-negeri-indonesia-negara-yang-paling-berhasil-mengembangkan-format-pendidikan-islam-sumbangan-terbesarnya-dari-muhammadiyah/feed/</wfw:commentRss>
  159. <slash:comments>0</slash:comments>
  160. <post-id xmlns="com-wordpress:feed-additions:1">4325</post-id> </item>
  161. <item>
  162. <title>4 Penyebab Banyaknya Koruptor di Indonesia</title>
  163. <link>https://12.majalahmatan.com/2024/07/17/4-penyebab-banyak-koruptor-di-indonesia/</link>
  164. <dc:creator><![CDATA[Ilmi]]></dc:creator>
  165. <pubDate>Wed, 17 Jul 2024 07:59:34 +0000</pubDate>
  166. <category><![CDATA[Artikel]]></category>
  167. <category><![CDATA[Hukum]]></category>
  168. <guid isPermaLink="false">https://12.majalahmatan.com/?p=3485</guid>
  169.  
  170. <description><![CDATA[Dosen Sosiologi UNESA Dr Agus Machfud Fauzi MSi, mengatakan ada empat faktor penyebab maraknya korupsi di Indonesia. Pertama, ketidakstabilan sistem politik Indonesia. Ada sejumlah politisi muda yang belum siap, namun mendapat kesempatan dan akhirnya terpilih. Karena secara mental belum matang, akibatnya mereka menyalahgunakan jabatan dengan melakukan korupsi. &#8220;Mereka memang awalnya belum ada niat korupsi, tapi [&#8230;]]]></description>
  171. <content:encoded><![CDATA[
  172. <p>Dosen Sosiologi UNESA Dr Agus Machfud Fauzi MSi, mengatakan ada empat faktor penyebab maraknya korupsi di Indonesia. Pertama, ketidakstabilan sistem politik Indonesia. Ada sejumlah politisi muda yang belum siap, namun mendapat kesempatan dan akhirnya terpilih. Karena secara mental belum matang, akibatnya mereka menyalahgunakan jabatan dengan melakukan korupsi.</p>
  173.  
  174.  
  175.  
  176. <p>&#8220;Mereka memang awalnya belum ada niat korupsi, tapi karena ada kesempatan akhirnya korupsi. Beberapa orang yang naik jabatan politik itu mendadak. Ungkapan Jawanya &#8216;<em>Kere Munggah Bale&#8217; </em>(Miskin naik balai)<em>.</em> Karena proses rekrutmen pejabat atau elit kita belum <em>sustainable</em>,&#8221; tuturnya.</p>
  177.  
  178.  
  179.  
  180. <p>Kedua, sambung Agus, regulasi yang belum mampu memberi <em>shock therapy</em> terhadap koruptor dan calon koruptor. Bukan berarti tidak ada hukuman bagi pelaku korupsi. Tindak pidana bagi pelaku korupsi dari zaman Orde Lama hingga Orde Baru sebenarnya sudah ada. Lebih ditekankan lagi ketika muncul Undang-Undang Tipikor (Tindak Pidana Korupsi) pada 1999 dan lembaga KPK pada 2003.</p>
  181.  
  182.  
  183.  
  184. <p>&#8220;Menurut saya UU Tipikor sebatas formalitas saja atau sekadar proses tindak hukum kepada pelaku korupsi. Belum mampu memberikan kesadaran bagi koruptor dan calon koruptor,&#8221; ujarnya.</p>
  185.  
  186.  
  187.  
  188. <p>Ketiga, adalah faktor budaya. Menurutnya budaya Indonesia merupakan peninggalan penjajahan Belanda yang masih melekat. Misal dalam lingkungan pesantren, memberikan hadiah kepada kyai, itu biasa. Menjadi luar biasa ketika itu diungkap ke publik kemudian dibenturkan antara hukum dan budaya. Itu terjadi karena budaya yang diturunkan Belanda berbeda dengan realitas yang ada di dalam UU. Akhirnya di satu sisi ada yang membolehkan dan di lain sisi melarang.</p>
  189.  
  190.  
  191.  
  192. <p>&#8220;Karena sifatnya yang abu-abu inilah, mudah dimainkan oleh orang-orang yang punya kepentingan. Regulasi kita belum sampai menyentuh hal itu. Karena pemberian di sini bukan dimaksudkan suap-menyuap. Melainkan sebuah penghormatan dari santri kepada kyai meskipun santrinya adalah orang elit,&#8221; ungkapnya.</p>
  193.  
  194.  
  195.  
  196. <p>Keempat faktor kenakalan oknum elit politik di pemerintahan. Kenakalan yang dimaksud adalah piawai menyiasati proyek aga bisa dikorupsi. Mirisnya, tidak hanya di level pemerintah pusat, tapi juga di tingkat kabupaten dan kotamadya.</p>
  197.  
  198.  
  199.  
  200. <p>&#8220;Misal korupsi di atas Rp 200 juta itu dapat dipidanakan. Di bawah Rp 200 juta sanksinya ringan. Kalau ada 10  proyek kan sudah Rp 1 miliar lebih. Seandainya ada vonis hukum mati koruptor, selesai. Contoh koruptor kakap yang merugikan negara dihukum mati atau ditembak mati. Meskipun mungkin ini bertolak belakang dengan HAM, atau kalau tidak gitu dihukum seumur hidup saja,&#8221; ujarnya geram. MTN</p>
  201. ]]></content:encoded>
  202. <post-id xmlns="com-wordpress:feed-additions:1">3485</post-id> </item>
  203. <item>
  204. <title>Persatuan Umat Buddha Indonesia: Gerakan Dakwah Muhammadiyah Mengagumkan</title>
  205. <link>https://12.majalahmatan.com/2024/07/16/persatuan-umat-buddha-indonesia-gerakan-dakwah-muhammadiyah-mengagumkan/</link>
  206. <comments>https://12.majalahmatan.com/2024/07/16/persatuan-umat-buddha-indonesia-gerakan-dakwah-muhammadiyah-mengagumkan/#respond</comments>
  207. <dc:creator><![CDATA[Ilmi]]></dc:creator>
  208. <pubDate>Tue, 16 Jul 2024 03:25:45 +0000</pubDate>
  209. <category><![CDATA[Pilihan]]></category>
  210. <category><![CDATA[Sosial]]></category>
  211. <guid isPermaLink="false">https://12.majalahmatan.com/?p=4320</guid>
  212.  
  213. <description><![CDATA[Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Prof. Dr. Philip K. Wijaya mengatakan, Muhammadiyah berperan besar dalam perjalanan peradaban Republik Indonesia. Sejak sebelum kemerdekaan, awal-awal kemerdekaan, transisi era reformasi, hingga saat ini senantiasa melakukan kerja-kerja nyata bagi bangsa dan negara. “Saya memiliki kekaguman tersendiri terhadap Muhammadiyah, yang mampu berkembang dan semakin menancapkan eksistensinya dari masa [&#8230;]]]></description>
  214. <content:encoded><![CDATA[<p>Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Prof. Dr. Philip K. Wijaya mengatakan, Muhammadiyah berperan besar dalam perjalanan peradaban Republik Indonesia. Sejak sebelum kemerdekaan, awal-awal kemerdekaan, transisi era reformasi, hingga saat ini senantiasa melakukan kerja-kerja nyata bagi bangsa dan negara.</p>
  215. <p>“Saya memiliki kekaguman tersendiri terhadap Muhammadiyah, yang mampu berkembang dan semakin menancapkan eksistensinya dari masa ke masa. Terutama dalam hal pelayanan-pelayanan kepentingan sosial. Seperti pendidikan, kesehatan, panti asuhan, termasuk kebencanaan. Muhammadiyah sangat siap, sigap dan berpengalaman dalam itu semua. Sebagai orang di luar Muhammadiyah, bahkan di luar Islam, saya sangat mengagumi sepak terjang dan peran-peran Muhammadiyah,” kata dia.</p>
  216. <p>Islam adalah agama yang menarik dan unik, kata Philip, yang muncul relatif belakangan di sekitar abad ke-6 atau ke-7 masehi. Tetapi dalam waktu relatif singkat mampu berkembang dengan pesat dan sampai saat ini menjadi agama dengan jumlah pengikut yang sangat besar dan tersebar di seluruh negara di dunia. Karakter perkembangan Islam yang unik tersebutlah yang juga terjadi di Muhammadiyah. Dalam waktu relatif singkat dari saat didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah ‘tiba-tiba’ sudah memiliki banyak cabang di daerah-daerah lain di luar Yogyakarta dan sudah membangun banyak pusat pelayanan sosial seperti sekolah, klinik, panti asuhan, dan lain-lain.</p>
  217. <p>“Coba dihitung itu sekolah-sekolah Muhammadiyah, rumah sakitnya, sekarang sudah berkembang sedemikian rupa baik secara kuantitas atau jumlahnya. Juga secara kualitasnya. Muhammadiyah ini sangat luar biasa,” pujinya.</p>
  218. <p>Pada konteks politik, organisasi Islam modern tersebut, juga bisa menempatkan posisi dengan baik. Yakni bergerak dalam ranah politik kebangsaan melalui sumbangsih dan kontribusi dalam membangun umat menjadi sosok-sosok unggul yang sadar dan beradab. Peran-peran semacam itu menunjukkan kedewasaan berpikir dan bersikap Muhammadiyah dalam menghadapi dinamika kebangsaan.</p>
  219. <p>“Tapi, tentu tidak bisa sendirian dalam misi memajukan Indonesia. Perlu sinergi dan kolaborasi semua pihak, lintas organisasi, lintas lembaga, lintas suku-budaya, termasuk lintas agama. Umat Buddha secara umum dan terkhusus Permabudhi sangat membuka diri untuk bersinergi dan belajar dari Muhammadiyah, dalam konteks peran-peran kebangsaan. Terutama adalah pada misi-misi perdamaian dan toleransi antarumat beragama,” tuturnya.</p>
  220. <p>Pria yang juga aktif dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jatim itu menegaskan, memupuk toleransi keberagaman dan keberagamaan harus senantiasa diperhatikan. Terlebih Indonesia merupakan bangsa yang beragam. Banyak suku, budaya, bahasa, dan agama.</p>
  221. <p>“Membangun toleransi dan perdamaian adalah kewajiban, dan itu juga sudah ditegaskan Kemenag (Kementerian Agama) yang juga meluncurkan program itu. Ruang-ruang dialog lintas iman harus diperbanyak, sehingga bisa saling memahami satu sama lain,” jelas Philip.</p>
  222. <p>Lebih lanjut, menurut Philip, hal paling utama dalam membangun tenggang rasa atau toleransi antaragama adalah komunikasi dan kesepahaman. Banyak kasus atau konflik yang bermula dari adanya miskomunikasi, sehingga akhirnya itu menyentuh hal-hal yang prinsipil dan sensitif.</p>
  223. <p>“Jadi yang paling penting adalah komunikasi. Dengan pola komunikasi yang terbangun baik, maka akan terbuka ruang-ruang dialog. Dengan adanya ruang-ruang untuk dialog itu, kita jadi bisa lebih terbuka dan bisa memahami yang lainnya, bisa memahami hal-hal sensitif dalam agama Islam, dalam Kristen. Tahu batas-batasnya. Sehingga tidak sampai menyentuh ranah-ranah prinsip berkeyakinan mereka,” ungkap Philip.</p>
  224. <p>Dia mengaku belajar banyak dari Muhammadiyah tentang mengembangkan organisasi dan menjadi kelompok yang moderat dalam bersikap. “Muhammadiyah itu solid. Arahnya jelas dalam memperkuat organisasinya. Sehingga teguh prinsipnya, teguh sikapnya. Mereka juga selalu bisa beradaptasi dengan baik. Terbukti mereka mampu melintas zaman sampai sekarang berusia lebih dari satu abad. Kalau ibarat manusia itu kan sudah sangat tua renta,” tandasnya.</p>
  225. <p>Philip berharap, sinergi dalam membangun moderasi beragama dapat terus ditingkatkan. Terlebih, banyak tokoh-tokoh Muhammadiyah yang sangat <em>concern</em> dan fokus dalam moderasi beragama. “Saya kenal baik dengan Pak Din Syamsuddin, di Jatim ada Pak Tamhid, dulu ada Almarhum Pak Najib, dan sebagainya. Mereka ini kan tokoh-tokoh luar biasa dalam moderasi beragama. Kami berharap dialog-dialog, diskusi-diskusi, segala bentuk sinergi dalam rangka menjaga keutuhan bangsa dan negara, serta memupuk toleransi terus digalakkan dan ditingkatkan di berbagai lini dan berbagai tingkatan,” tukasnya.</p>
  226. ]]></content:encoded>
  227. <wfw:commentRss>https://12.majalahmatan.com/2024/07/16/persatuan-umat-buddha-indonesia-gerakan-dakwah-muhammadiyah-mengagumkan/feed/</wfw:commentRss>
  228. <slash:comments>0</slash:comments>
  229. <post-id xmlns="com-wordpress:feed-additions:1">4320</post-id> </item>
  230. <item>
  231. <title>Ribuan Anak TKI Malaysia Terlantar hingga Tak Bisa Sekolah, Muhammadiyah Ikhtiar Turun Tangan</title>
  232. <link>https://12.majalahmatan.com/2024/07/15/ribuan-anak-tki-malaysia-terlantar-hingga-tak-bisa-sekolah-muhammadiyah-ikhtiar-turun-tangan/</link>
  233. <comments>https://12.majalahmatan.com/2024/07/15/ribuan-anak-tki-malaysia-terlantar-hingga-tak-bisa-sekolah-muhammadiyah-ikhtiar-turun-tangan/#respond</comments>
  234. <dc:creator><![CDATA[Ilmi]]></dc:creator>
  235. <pubDate>Mon, 15 Jul 2024 07:31:55 +0000</pubDate>
  236. <category><![CDATA[Pilihan]]></category>
  237. <category><![CDATA[Sosial]]></category>
  238. <guid isPermaLink="false">https://12.majalahmatan.com/?p=4314</guid>
  239.  
  240. <description><![CDATA[Ada ribuan anak keturunan Indonesia yang kini terpaksa hidup ‘terbuang’ di Negeri Jiran. Penyebabnya, Pemerintah Malaysia menerapkan aturan ketat terkait pernikahan pekerja migran. Tentu ini menjadi ironi. Para pekerja migran yang dianggap sebagai pahlawan devisa, justru anaknya terlunta-lunta di negeri tetangga. Mereka dianggap lahir tanpa legalitas, sehingga tidak bisa mendapat hak-hak kewarganegaraan. Termasuk dalam mengakses [&#8230;]]]></description>
  241. <content:encoded><![CDATA[<p>Ada ribuan anak keturunan Indonesia yang kini terpaksa hidup ‘terbuang’ di Negeri Jiran. Penyebabnya, Pemerintah Malaysia menerapkan aturan ketat terkait pernikahan pekerja migran. Tentu ini menjadi ironi. Para pekerja migran yang dianggap sebagai pahlawan devisa, justru anaknya terlunta-lunta di negeri tetangga. Mereka dianggap lahir tanpa legalitas, sehingga tidak bisa mendapat hak-hak kewarganegaraan. Termasuk dalam mengakses bangku pendidikan. Permasalahan ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama, namun sampai sekarang tidak pernah ada solusinya.</p>
  242. <p>Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Johor Bahru Sigit Suryantoro Widiyanto menguraikan, pihaknya telah mengeluarkan 2.871 dokumen kelahiran anak sejak tahun 2006 sampai 2023. Jika ditarik di umur sekarang, maka yang masuk masa sekolah ada sekitar 1.500 anak. Saking banyaknya anak tanpa izin tinggal, Sigit mengaku kerepotan untuk mengetahui data pastinya.</p>
  243. <p>“Kalau guyonan saya itu, ada beberapa rahasia Tuhan, yaitu hidup-mati, takdir baik-buruk, dan satu lagi, WNI di Malaysia. Kita sulit untuk mendeteksi itu. Kita hanya bisa memperkirakan berdasarkan surat keterangan kelahiran dan data-data resmi yang masuk ke kami,” katanya.</p>
  244. <p>Karena mereka tak dapat akses dalam mengenyam pendidikan, pemerintah melalui KJRI Johor Bahru lalu membuat sanggar belajar. Sanggar ini sudah disetarakan hingga tingkat SMP, sekalipun belum mendapatkan izin dari pemerintah Malaysia. “Sekarang sudah ada 310 murid. Namun, 99% dari murid itu adalah mereka yang tidak punya izin tinggal itu,” terangnya.</p>
  245. <p>Setelah lulus SMP, mereka diberi dua pilihan. Pertama, kembali ke orang tua yang masih menjadi penduduk ilegal di Malaysia. Kedua, pulang dan melanjutkan pendidikan di Indonesia. Sehingga diharapkan bisa membuka jalan mengubah nasib. Konsekuensinya, mereka akan berpisah dengan orang tua. “Sebab akan sangat sulit untuk keluar-masuk negara. Bahkan dikenakan hukuman, baik denda maupun pidana. Dan dia tidak bisa masuk lagi ke Malaysia selama 5 tahun,” kata Sigit.</p>
  246. <p><strong>PWM Jatim Beri Beasiswa</strong></p>
  247. <p>Pemerintah tengah mencari <em>pull factor</em> (daya tarik) agar mereka mau pulang ke Indonesia. Salah satunya dengan menyediakan beasiswa ADEM (Afirmasi Pendidikan Menengah), meskipun belum bisa menjangkau semuanya. KJRI sudah menyampaikan permasalahan ini ke berbagai pihak, namun belum ada yang menanggapi. Hingga akhirnya, keluh kesah itu sampai kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim dan disambut dengan baik. Tak tanggung-tanggung, PWM Jatim bersedia meng-<em>cover</em> keberlangsungan pendidikan anak-anak PMI sampai tuntas.</p>
  248. <p>Maka, pada Senin (23/10), di Aula Mas Mansyur Kantor PWM Jatim, Surabaya, kedua pihak menandatangani kerja sama program beasiswa repatriasi untuk anak-anak PMI di Malaysia. Penandatanganan MoU disaksikan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim, beserta sekolah Muhammadiyah terkait.</p>
  249. <p>“Mengapa Muhammadiyah Jawa Timur? Karena memang yang menyambut positif adalah Muhammadiyah Jawa Timur, dan kami tentu sangat mengapresiasi itu dan berharap bisa dimassifkan lagi. Kami juga mencoba kerjasama dengan berbagai pihak lain. Dengan adanya kerjasama dengan berbagai pihak, tentu harapannya masalah ini bisa cepat terurai,” harap Sigit.</p>
  250. <p>Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Tamhid Masyhudi mengatakan, problem ini harus menjadi perhatian bagi seluruh elemen, tak terkecuali pemerintah. “Pemerintah harus lebih serius menangani problematika ini. Terlebih PMI memiliki peran penting bagi negara. Mereka adalah salah satu penyumbang devisa terbesar. Negara harus lebih konkret untuk menemukan solusinya. Apalagi problem ini juga menyangkut nasib generasi muda bangsa yang harus ekstra diperhatikan masa depan mereka,” pintanya.</p>
  251. <p>PWM Jatim kini juga telah mempersiapkan audiensi untuk membawa problem ini kepada pihak-pihak terkait. Mulai dari Dinas Pendidikan Provinsi Jatim sampai Gurbernur Jatim. “Melalui Majelis Didasmen PWM Jatim, kami akan terus melakukan serangkaian koordinasi untuk mencari jalan keluar sementara. Sebab jika dibiarkan, maka anak-anak tersebut bisa menjadi tenaga kerja ilegal di Malaysia. Ini tentu akan menimbulkan masalah baru. Semua elemen harus turut berpartisipasi. Perhatian bisa dilakukan dengan sosialisasi masif di setiap daerah bagi mereka yang akan bekerja di luar negeri,” pungkasnya.</p>
  252. <p>Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim Khozin menuturkan, program repatriasi ini merupakan salah satu bentuk dari internasionalisasi Muhammadiyah. “Muhammadiyah sudah banyak membantu anak-anak Indonesia. Seperti bantuan sekolah Muhammadiyah kepada anak-anak panti asuhan yang cukup besar jumlahnya. Namun sekarang ini eranya internasional supaya selaras dengan misi Muhammadiyah yang menginternasional. Anak-anak Pekerja Migran di wilayah Konsulat Jenderal Johor Bahru Malaysia perlu ditolong agar mendapatkan pendidikan formal yang lebih baik. Karena kebanyakan dari mereka di sana hanya menempuh Pendidikan non-formal,” ungkapnya.</p>
  253. <p>Khozin mengungkapkan, pada Oktober-November tahun 2022, pimpinan Persyarikatan sudah mengadakan dialog dengan melibatkan Majelis Dikdasmen untuk membahas program tersebut. Rencananya ada 23 anak yang mendapat beasiswa. Namun, yang mau kembali ke Indonesia hanya 14 anak.</p>
  254. <p>“Karena memang ada persoalan psikologis di mana orang tua tidak mudah melepas anak mereka ke Indonesia. Sementara 14 anak lainnya memutuskan kembali ke Indonesia agar mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Karena bagaimanapun status mereka itu warga negara Indonesia walaupun non-dokumen,” bebernya.</p>
  255. <p>Sementara itu Kemendikbud, menurut Khozin, belum bisa meng-<em>cover</em> anak-anak PMI karena berkenaan dengan prosedural. Pengurusan prosedur sekolah negeri tidak semudah seperti Muhammadiyah. “Mungkin dalam pikiran mereka (Konjen) yang agak mudah itu Muhammadiyah. Mengapa mereka tidak memilih sekolah negeri? Karena ini tidak sederhana dan nyaris semua sekolah negeri tidak berasrama. Sementara, Muhammadiyah menyediakan tempat tinggalnya, karena itu dipilihkan sekolah yang ada boarding schoolnya. Termasuk biaya kebutuhan yang lainnya dan kalau itu lewat birokrasi sekolah negeri tidak mudah mengurus itu,” tuturnya.</p>
  256. <p>Saat ini bantuan beasiswa direncanakan hanya sampai lulus SMA/SMK. Adapun sekolah yang menerima 14 anak tersebut diantaranya SMAMDA Surabaya, SMAMDA Sidoarjo, SMAM 1 Kota Malang, SMKM 3 Mojokerto, SMAM 2 Ngawi, dan SMK Mutu Gondanglegi Kabupaten Malang.</p>
  257. <p>“Sebenarnya masih banyak sekolah Muhammadiyah yang sanggup menerima mereka. Diantaranya MA Al Mizan di Lamongan, MA, SMA, SMK di pondok Karang Asem juga siap. Sayangnya kemarin mereka tidak kebagian,” pungkasnya.</p>
  258. <p><strong>Tantangan Anak PMI Sekolah di Indonesia </strong></p>
  259. <p>Putri Farah Serryna, adalah salah satu anak yang menerima program beasiswa tersebut. Remaja berdarah campuran Malaysia-Indonesia itu akhirnya bisa pulang ke tanah air dan mendapatkan beasiswa sekolah di SMA Muhammadiyah 2 (SMAMDA) Surabaya.</p>
  260. <p>&#8220;Waktu dipulangkan ke Indonesia itu Agustus (2023). Ada 5 anak termasuk saya. Satu sekolah di SMAMDA Sidoarjo, dua anak sekolah di SMK MUTU Gondanglegi, dan satu lagi sekolah di SMA Muhammadiyah di Ngawi,” urainya.</p>
  261. <p>Dirinya tidak menyangka bisa mendapatkan beasiswa ini. Walaupun, tidak mudah membujuk kedua orang tuanya agar dia bisa meneruskan pendidikan di Indonesia. “Mula-mulanya ditolak. Sampai membutuhkan masa berbulan-bulan untuk membujuk ibu dan ayah. Ayah saya (asli Malaysia) yang paling susah dibujuk. Kalau ibu tidak susah, karena dari Indonesia (Kediri) dan kebetulan dia pernah sekolah di SMAMDA Surabaya,” ungkapnya.</p>
  262. <p>Farah mengaku masih menjadi bagian dari warga Negara Indonesia meski memiliki darah keturunan Malaysia. Sebab setiap keturunan Malaysia campuran mendapat IC (Identity Card) warna merah (warga asing). Sedangkan syaratnya mendapat IC biru (warga Malaysia) adalah menikah dengan warga asli Malaysia.</p>
  263. <p>“Sebenarnya saya bisa saja menjadi warga Negara Malaysia. Karena dulu dokumen saya belum disiapkan jadinya tidak bisa. Ketika saya mendengar dapat beasiswa sekolah dengan fasilitas wisma di Indonesia, akhirnya saya ingin  sekolah di Indonesia. Karena saya dahulu sekolahnya di Indonesia (Sekolah Indonesia Johor Bahru),” ujarnya.</p>
  264. <p>Ketika baru tiba, Farah mengaku sulit beradaptasi dalam tiga bulan pertama. Karena ada perbedaan cara berkomunikasi yang masih tercampur dengan Bahasa Inggris. “Mereka (teman-temannya di SMAMDA) itu rela mengajari saya berbahasa Indonesia. Jadi tidak terlalu susah bagi saya. Ini juga pengalaman baru untuk saya karena tidak pernah tinggal di sini,” katanya.</p>
  265. <p>Dia juga pernah merasakan <em>homesick</em>. Tidak jarang tiap malam menangis. “Saya mengatakan pada diri saya, bagaimana bisa nyaman dengan lingkungan baru saya? Maka saya harus ngobrol dengan teman-teman di boarding school,” terangnya.</p>
  266. <p>Setelah lulus, dia berencana pulang untuk mendapatkan kewarganegaraan Malaysia. Ia juga ingin mendaftar sekolah pramugari di Malaysia. “Kewarganegaraan saya belum jelas, juga tidak tahu apakah nanti di masa depan akan berubah pikiran, karena masih tiga bulan. Nanti kalau sudah tiga tahun saya bisa memilih mau ngapain ke depannya,” ujarnya. ZAKI, UBAY, SYAHRONI</p>
  267. ]]></content:encoded>
  268. <wfw:commentRss>https://12.majalahmatan.com/2024/07/15/ribuan-anak-tki-malaysia-terlantar-hingga-tak-bisa-sekolah-muhammadiyah-ikhtiar-turun-tangan/feed/</wfw:commentRss>
  269. <slash:comments>0</slash:comments>
  270. <post-id xmlns="com-wordpress:feed-additions:1">4314</post-id> </item>
  271. <item>
  272. <title>Muhammadiyah Ngopi Bareng Anak Punk dan Homoseksual</title>
  273. <link>https://12.majalahmatan.com/2024/07/13/muhammadiyah-ngopi-bareng-anak-punk-dan-homoseksual/</link>
  274. <comments>https://12.majalahmatan.com/2024/07/13/muhammadiyah-ngopi-bareng-anak-punk-dan-homoseksual/#respond</comments>
  275. <dc:creator><![CDATA[Ilmi]]></dc:creator>
  276. <pubDate>Sat, 13 Jul 2024 06:06:37 +0000</pubDate>
  277. <category><![CDATA[Pilihan]]></category>
  278. <guid isPermaLink="false">https://12.majalahmatan.com/?p=4306</guid>
  279.  
  280. <description><![CDATA[Beberapa anak jalanan, khususnya di negara berkembang, sering ditelantarkan oleh orang tua. Anak yang kabur dari rumah untuk mencari jati diri (Punk), dan anak-anak yang mencari nafkah di jalanan (menggelandang). Selain itu, beberapa anak jalanan juga berasal dari keluarga dengan orang tua tunggal. Anak jalanan di wilayah Purwosari, Kabupaten Pasuruan berasal dari kecamatan lain yang [&#8230;]]]></description>
  281. <content:encoded><![CDATA[<p>Beberapa anak jalanan, khususnya di negara berkembang, sering ditelantarkan oleh orang tua. Anak yang kabur dari rumah untuk mencari jati diri <em>(Punk),</em> dan anak-anak yang mencari nafkah di jalanan (menggelandang). Selain itu, beberapa anak jalanan juga berasal dari keluarga dengan orang tua tunggal. Anak jalanan di wilayah Purwosari, Kabupaten Pasuruan berasal dari kecamatan lain yang masih wilayah Kabupaten Pasuruan.</p>
  282. <p>Mereka menjadi anak jalanan karena beberapa faktor, di antaranya ekonomi, tidak mempunyai keahlian sehingga menjadi pengamen jalanan. Ada juga memberikan jasa membersihkan kaca mobil. Ada pula  anak jalanan yang jualan stiker sepak bola Arema. Tak hanya anak jalanan, di pertigaan Purwosari juga ada badut, manusia silver dan pedagang asongan. Banyaknya komunitas jalanan ini, kadang mengganggu ketenteraman warga sekitar dan pengendara, kadang juga terjadi konflik karena anak jalanan menjajakan dagangannya cenderung memaksa.</p>
  283. <p>Berdakwah tidak harus di balik mimbar, barangkali ini adalah kalimat yang tepat untuk kiprah dakwah Persyarikatan di Kab, Pasuruan. Kelompok rentan ini kemudian menjadi tanggung jawab pencerahan dan pemberdayaan  dari LDK (Lembaga Dakwah Khusus)  PDM Kab, Pasuruan.  Admiral Dicky Fahrurriza, Ketua LDK langsung memimpin terjun   menyelamatkan  masa depan  mereka.</p>
  284. <p>Pemuda kelahiran Malang 14 Juli 1989 ini, kerap kali menjumpai kelompok gay dari pelanggan barbershop yang  dia miliki, di Jalan Raya Pertigaan Purwosari, Yunior II Kabupaten Pasuruan. “Saya  kerap menjumpai <em> </em>anak jalanan dan punk yang  banyak di sekitaran rumah,” katanya.</p>
  285. <p>Di rumah yang menjadi lintasan jalan provinsi yang padat kendaraan ini banyak  anak-anak punk dan anjal sering ngamen di sana ketika <em>traffic light</em> mulai menyala merah. Tidak hanya itu, pemuda yang memiliki usaha pembuatan kaos ini pun juga mengenal para homoseksual bermula dari komunitas duta wisata yang ternyata  60 persen di antaranya terjangkit   homoseksual.</p>
  286. <p>Berangkat dari fenomena ini, Dicky demikian sapaan akrabnya mencoba memasuki komunitas tersebut untuk berupaya memberikan pencerahan dengan jalan menyenangkan dengan mengajak  ngopi, makan bersama, ngbrol santai, <em>sharing</em> tanpa bahas obrolan yang berat-berat. Pendampingan Dicky pada komunitas ini sudah  4-6 tahun.</p>
  287. <p>“Prinsipnya  menggunakan cara yang lebih halus dengan dakwah yang menggembirakan, dengan mengajak mereka makan dan minum kopi bersama, <em>sharing-sharing</em>, saling tukar cerita, akhirnya saling kenal, dan <em>chemistry-</em>nya timbul,” jelasnya tentang kiat mendampingi mereka.</p>
  288. <p>Beberapa  kawan juga sering  menyelipkan ajakan kebaikan, perintah agama dan hadis pendek.  Adanya dakwah dengan menggembirakan ini setidaknya  bisa menyampaikan dakwah dengan komunikasi halus, tanpa menyakiti dan menggurui sehingga mereka merasa nyaman. Terbukti dengan respon  positif yang mereka berikan.</p>
  289. <p>Secara perlahan-lahan anak jalanan ada beberapa yang sudah ganti profesi, tidak lagi menjadi pengamen, anak punk juga tinggal sedikit di Purwosari. Sedangkan yang homo, ada yang sudah sadar dan menikah secara normal dengan lawan jenis. “Saya senang mendapat bimbingan agama tanpa ribet. Islam itu mudah dan menyenangkan,” kesan salah satu anjal yang tak mau ditulis namanya.</p>
  290. <p>Beberapa kegiatan bimbingan  anak jalanan yang sudah dirintis Dicky dan kawan-kawan dan sudah ada capaian,  antara lain mereka berubah ke arah yang lebih baik, mau mandi,  mau salat meski belum bisa penuh 5 waktu. Mereka juga mulai berganti pekerjaan yang lebih baik. Sekarang mereka juga memikirkan masa depan. Selain itu  mulai ingin menikah dan menabung. “Mereka juga tidak nge-<em>punk</em> lagi, mulai pulang ke rumah, tidak hidup di jalanan,” urai Dicky.</p>
  291. <p>Sementara  beberapa capaian bimbingan yang sudah dilakukan bagi homoseksual antara lain berubah ke arah yang lebih baik.  mau konsultasi ke psikiater tentang penyakit homo yang dideritanya,  dan mulai menutup komunikasi dengan lingkaran homo. Mereka juga siap memikirkan masa depan, ingin hidup normal, menikah dan punya anak. “Mereka tak segan menutup aplikasi pertemanan sesama jenis setelah belajar agama dan hijrah perlahan,” jelasnya.</p>
  292. <p>Kini LDK Kab. Pasuruan berjuang keras menawarkan beberapa program solutif jangka pendek dan panjang. Di antaranya memberdayakan kaum rentan sesuai dengan <em>passion </em>melalui  usaha barbershop. “Jadi, bagi anjal atau anak punk yang minat di dunia potong rambut akan diajari dan mengelola barbershop sampai bisa,”  kata Dicky.</p>
  293. <p>LDK juga siap merekrut kaum rentan untuk kerja bareng melalui usaha konveksi keluarga dan bekerja sama dengan salah satu SMK untuk merekrut alumni siswa yang belum mempunyai pekerjaan.  Dan ini yang penting juga : Kerja sama dan dukungan  kaum rentan di bidang wirausaha. <strong>ICHA (Anggota LDK PWM Jatim)</strong></p>
  294. <p><strong> </strong></p>
  295. ]]></content:encoded>
  296. <wfw:commentRss>https://12.majalahmatan.com/2024/07/13/muhammadiyah-ngopi-bareng-anak-punk-dan-homoseksual/feed/</wfw:commentRss>
  297. <slash:comments>0</slash:comments>
  298. <post-id xmlns="com-wordpress:feed-additions:1">4306</post-id> </item>
  299. <item>
  300. <title>Konsepsi Masyarakat Islam dalam Pandangan Muhammadiyah</title>
  301. <link>https://12.majalahmatan.com/2024/07/12/kunci-mewujudkan-cita-cita-muhammadiyah/</link>
  302. <comments>https://12.majalahmatan.com/2024/07/12/kunci-mewujudkan-cita-cita-muhammadiyah/#respond</comments>
  303. <dc:creator><![CDATA[Ilmi]]></dc:creator>
  304. <pubDate>Fri, 12 Jul 2024 02:33:35 +0000</pubDate>
  305. <category><![CDATA[Artikel]]></category>
  306. <category><![CDATA[Sosial]]></category>
  307. <guid isPermaLink="false">https://12.majalahmatan.com/?p=4210</guid>
  308.  
  309. <description><![CDATA[Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir berkeyakinan tujuan Muhammadiyah sebenarnya adalah mewujudkan khairu ummah itu sendiri melalui kerja-kerja kolektif dan individual yang berkesinambungan. Khairu ummah atau masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya bisa terwujud bila kita semua memiliki komitmen kuat dan sumber daya yang cukup dalam menghadapi kompetisi nasional dan global. “Masa depan Indonesia tergantung [&#8230;]]]></description>
  310. <content:encoded><![CDATA[<p>Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir berkeyakinan tujuan Muhammadiyah sebenarnya adalah mewujudkan khairu ummah itu sendiri melalui kerja-kerja kolektif dan individual yang berkesinambungan. Khairu ummah atau masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya bisa terwujud bila kita semua memiliki komitmen kuat dan sumber daya yang cukup dalam menghadapi kompetisi nasional dan global.</p>
  311. <p>“Masa depan Indonesia tergantung umat Islam sebagai penduduk mayoritas. Sebab itu umat Islam harus maju dan siap menghadapi berbagai kompleksitas persoalan geopolitik dan perubahan sosial modern abad 21 ini,” harapnya.</p>
  312. <p>Masyarakat demikian akan tampak, antara lain, dari karakter sosialnya yang berkeadaban dan menjunjung tinggi etika sosial. Dia mencermati bahwa  masyarakat demikian dalam wacana Barat disebut  <em>the civilized society</em> (masyarakat berkeadaban). Diceritakan saat beberapa waktu lalu berkunjung ke Inggris, saat berjalan-jalan ke Hyde Park Squire yang merupakan ikon kota London, dijumpai semacam monumen yang bertuliskan nama-nama korban bom Bali. “Ada kesan umat Islam itu menjadi simbol kekerasan dan antidemokrasi,” kesannya.</p>
  313. <p>Ia menyayangkan jika kesan itu masih muncul di Barat hingga sekarang. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang sejak awal memilih jalan tengah atau moderasi tentu tidak ingin terlibat dalam aksi kekerasan dalam bentuk apa pun. Diuraikan, tujuan Muhammadiyah yang ingin mencapai Islam yang sebenar-benarnya itu memiliki beberapa karakter, seperti berakhlak mulia, berilmu, terampil, terbuka, bekerja sama, berkemajuan, berkemakmuran, dan berdaulat. “ciri-ciri itu sama dengan masyarakat yang berkeadaban dan khairu ummah tadi,” tandasnya.</p>
  314. <p>Dalam kajian berbagai pemikir dan tokoh Muhammadiyah, khairu ummah itu tak lepas dari konsepsi Islam wasathiyyah. Dalam Pernyataan Muhammadiyah Jelang Satu Abad dinyatakan bahwa masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wujud aktualisasi ajaran Islam dalam kehidupan kolektif manusia dengan corak tengahan (Islam wasatha) baik di lingkungan sosial budaya, fisik, dan lainnya. Masyarakat demikian seimbang antara lahiriah dan batiniah, rasionalitas dan spiritualitas, aqidah dan muamalah, individual dan sosial, duniawi dan ukhrawi.</p>
  315. <p>Haedar mempertanyakan apakah ciri-ciri itu ada dalam diri kader-kader Muhammadiyah dan muncul dalam kepribadian muslim di Indonesia sekarang? “Inilah tantangan kita semua dalam dakwah dan gerakan tajdid. Jangan sampai konsep yang bagus itu hanya muncul di tabligh, ceramah, dan retorika. Tetapi kita berharap semua kita tampilkan dalam dunia nyata.Kata-kata dan ceramah memang sering muncul bagaikan angin surge. Tetapi praktik keseharian sering  bagaikan jauh panggang dari api,”  Kata Haedar tanpa menjawab secara langsung pertanyaannya tadi. <strong>MTN</strong></p>
  316. ]]></content:encoded>
  317. <wfw:commentRss>https://12.majalahmatan.com/2024/07/12/kunci-mewujudkan-cita-cita-muhammadiyah/feed/</wfw:commentRss>
  318. <slash:comments>0</slash:comments>
  319. <post-id xmlns="com-wordpress:feed-additions:1">4210</post-id> </item>
  320. </channel>
  321. </rss>
  322.  

If you would like to create a banner that links to this page (i.e. this validation result), do the following:

  1. Download the "valid RSS" banner.

  2. Upload the image to your own server. (This step is important. Please do not link directly to the image on this server.)

  3. Add this HTML to your page (change the image src attribute if necessary):

If you would like to create a text link instead, here is the URL you can use:

http://www.feedvalidator.org/check.cgi?url=https%3A//12.majalahmatan.com/feed/

Copyright © 2002-9 Sam Ruby, Mark Pilgrim, Joseph Walton, and Phil Ringnalda